INSPIRASI BISNIS: Limbah teh ditransformasikan menjadi kerajinan seharga Puluhan Ribuan Rupiah

INSPIRASI BISNIS: Limbah teh ditransformasikan menjadi kerajinan seharga Puluhan Ribuan Rupiah

Memiliki modal kecil, keuntungan yang didapat dari barang cukup menggoda. Rendy Prayogi, mahasiswa perguruan tinggi swasta di Medan mampu

untuk menuai keuntungan Rupiah yang tak terhitung jumlahnya dari penjualan semua produk. Selain memanfaatkan pohon teh, Rendy juga menggunakan kayu

lavender, lavender dan batu. Bahan pembuatan biji limbah teh berasal dari karton teh dan gulung limbah serbuk

kering. Proses pembuatan bank ini adalah membuat sketsa tentang gulungan karton. Setelah itu, sketsa pada karton tersebut

disediakan lem untuk membuat tampilan gambar. Sedangkan untuk mewarnai, rendy tidak menggunakan pewarna. Dia menggunakan campuran limbah teh yang digabungkan

menghasilkan perbandingan warna yang sempurna. JAKARTA - Bagi beberapa individu, pembuangan limbah industri dan rumah tangga tetap ada

tak berguna. Meski begitu, di tangan murid-murid di Medan, sampah bisa dimanfaatkan sebagai barang jadi sumber penghasilan. Piggy

bank akan memasuki tahap akhir atau finishing, setelah kering. Rendy menegaskan karena selain imunitas jamur dan air, ini

celengan juga bisa didaur ulang bank properti ini seumur hidup. Produk yang diproduksi oleh mahasiswa jurusan komputer dipasarkan

Jepang bahkan sampai ke berbagai negara di Eropa termasuk Prancis, Jerman dan Inggris. Rendy dipelihara berhasil mendapatkan keuntungan

sekitar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta per bulan dari pekerjaannya. Produk limbah dari industri dan keluarga dipekerjakan oleh Rendy sebagai

produk yang dihasilkan. Setiap barang produksi siswa ini selesai di kediamannya di Jalan Ayahanda Medan. Itu

Zat yang didapatnya didapatnya ia kumpulkan dari kios-kios di sekitar kediamannya. Kantong teh itu harus dilapisi dengan lem dan

lalu dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering, setelah mendapatkan gambar yang diinginkan.Baca juga: harga plakat